Desa Hadakewa
mail_outline desahadakewa@yahoo.com
Kecamatan Lebatukan Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur13 Feb 2017 20:11:55 223 Kali
Seorang petani di Desa Hadakewa, Kecamatan Lebatukan Kabupaten Lembata berjuang menanam bakau di sebagian Pesisir Pantai Desa Hadakewa yang mulai abrasi dengan anakan bakau yang disemaikannya. Pendidikan terakhirnya hanya sekolah dasar, tetapi pengetahuannya tentang bakau sangat luas. Simon, demikian ia biasa disapa. Sosoknya sederhana, tetapi menyimpan energi dan ketegaran luar biasa. "Hanya ini yang bisa saya lakukan setelah melihat pantai di Belape ( sebutan salah satu pantai di Hadakewa ) mulai terabrasi," kata pria yang kesehariannya sebagai petani dan nelayan sambilan.
Kini, sudah sekitar 10 tahun bakau mulai rimbun di pesisir Desa Hadakewa, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata. Tumbuhan dari marga Rhizophora, suku Rhizophoraceae ini tentu tak tumbuh dengan sendirinya, tetapi ada tangan-tangan dingin yang peduli kepada kelestarian lingkungan, khususnya bakau. Pokok-pokok bakau setinggi 1-2 meter itu kini berdiri kokoh menantang angin. Daunnya yang hijau menjadi penyejuk mata saat melintasi wilayah pesisir pantai Belapa yang terik.
Perawakannya sedang, namun wajah dan kulitnya mencerminkan sosok laki-laki pekerja keras. Berkulit hitam legam, bapak satu orang anak ini seolah tak lagi memedulikan teriknya panas matahari yang memanggang kepala. Menyusuri kota ( Jebakan ikan ) dan bakau dilakukannya setiap hari. Ia harus memastikan rejeki di dalam kotanya dan bakau – bakaunya tetap hidup. Ketika menemukan pohon bakau muda yang tumbuh secara alami di pinggiran kotanya, ia pun segera mencabutnya dan memindahkannya ke areal sekitar yang masih gersang. “Agar tumbuhnya merata. Di mana belum banyak bakaunya, di situ saya tanam,” ujarnya beralasan.
Sambil berjalan matanya tajam mencari buah-buah bakau. Tangannya yang kekar menuntunnya memanjat pohon bakau yang tengah berbuah lebat. Setelah memilih dan dirasa cukup, kakinya lincah menyusuri kota hampir sepanjang 1 Km itu. Di area yang panjang, ia mulai memasukkan buah-buah bakau kedalam lumpur di pesisir pantai Belape. Rutinitas ini dilakukannya setiap hari. Bahkan kerap “ritual” ini diakhiri dengan bermandikan “air laut” yang di dekat kotanya. Buah bakau yang panjang menjadi bibit yang baik terang suami agnes Kewa (61) ini.
Sejak 15 tahun yang lalu Simon sudah akrab dengan bakau. Kotanya yang memperkenalkannya dengan bakau. Pekerjaannya sebagai penunggu dan pengelola kota membuatnya tak lagi asing dengan tanaman bakau, yang dalam bahasa Hadakewa Kewaka. Saat itu ia sudah mulai menanam bakau dari buah-buah bakau yang melimpah, meski tak paham betul tentang bakau. Dalam benaknya saat itu, menanam bakau berarti semakin banyak ikan yang datang dan bisa bertelur dan mencari makan di situ dan melindungi kotanya dari gerusan pasang-surut air laut yang kerap melanda.
Pria kelahiran Hadakewa 59 tahun silam ini sejatinya hanya sempat mengenyam pendidikan sekolah dasar, itu pun tak tamat. Tapi, kemampuannya dalam melakukan pembibitan dan penanaman bakau tak kalah dari ahli tanaman dari universitas. Saya menanam memang dengan tujuan agar bakau hidup, demi menghidupkan kota. Orang lain mungkin hanya berharap bayaran dari upah menanam bakau. Asal tancap, tak dirawat." Dari pengalamannya, Simon tahu jika tanaman bakau tidak bisa dikembangbiakkan dengan cara stek, tetapi harus ditanam dari buah. “Bakau dipotong daun semua, mati dia,” ujarnya berbagi tips.
Dari upaya Simon menanam bakau, nyatanya bukan hanya ia saja yang merasakan manfaatnya. Manfaat jangka panjang, tentunya bakau akan menjadi benteng pertahanan pertama saat bencana tsunami terjadi. Kedua, buah bakau bisa menjadi makanan (humus) ikan-ikan di kotanya, dan ketiga bakau membuat tanggul-tanggul kota kuat sehingga tak mudah hancur terjadi gelombang pasang surut air laut dan terakhir bakau akan mengurangi dampak bencana alam seperti badai dan gelombang air pasang, sehingga kegiatan-kegiatan usaha maupun pemukiman di sekitarnya dapat terselamatkan.
Simon berharap apa yang dirintis dan dilakukannya ini dapat diteruskan oleh anak-anak muda. Sambil menatap pokok-pokok bakaunya, Simon berucap, “Jadi nanti kalo saya dah tua dan dah nggak sanggup lagi tetap ada yang akan meneruskan.”
Untuk artikel ini
Belum ada agenda
Hari ini | : | 24 |
Kemarin | : | 203 |
Total Pengunjung | : | 135.071 |
Sistem Operasi | : | Unknown Platform |
IP Address | : | 3.238.202.29 |
Browser | : | Tidak ditemukan |
Pemerintah Desa
date_range 01 Juli 2023 favorite 666 Kali
Visi dan Misi
date_range 28 Desember 2022 favorite 680 Kali
LinMas
date_range 30 April 2022 favorite 464 Kali
KEGIATAN LAPORAN KETERANGAN PENYELENGARAAN PEMERINTAH DESA HADAKEWA
date_range 24 Maret 2022 favorite 604 Kali
Masyarakat Desa Hadakewa Terima Vaksinasi Covid-19 Tahap 2
date_range 16 Maret 2022 favorite 549 Kali
Asyiknya Pacu Adrenalin Dengan Banana Boat Di Pantai Hadakewa
date_range 29 Januari 2022 favorite 600 Kali
Hadakewa Night Paradise
date_range 25 Januari 2022 favorite 598 Kali
Profil Wilayah Desa
date_range 26 Agustus 2016 favorite 1.136 Kali
Sejarah Desa
date_range 26 Agustus 2016 favorite 1.124 Kali
Tentang Website Desa Hadakewa
date_range 21 Januari 2017 favorite 1.080 Kali
Visi dan Misi
date_range 28 Desember 2022 favorite 680 Kali
Pemerintah Desa
date_range 01 Juli 2023 favorite 666 Kali
Acara Natal dan Tahun Baru Bersama
date_range 30 Januari 2017 favorite 663 Kali
Pembuatan e-KTP
date_range 30 Januari 2017 favorite 650 Kali
SAMBUTAN KEPALA DESA HADAKEWA TERPILIH TAHUN 2021 - 2027
date_range 25 Januari 2022 favorite 369 Kali
Arsip Artikel
date_range 12 Juli 2017 favorite 205 Kali
Hadakewa, Desa dengan BUMDes Digital
date_range 12 Juli 2017 favorite 578 Kali
Peraturan
date_range 29 Juli 2013 favorite 206 Kali
Panduan Back-Up Data (Export Database) SID 3.0
date_range 06 November 2014 favorite 201 Kali
Media Sosial
date_range 12 Juli 2017 favorite 246 Kali
Sejarah Desa
date_range 26 Agustus 2016 favorite 1.124 Kali
Realisasi | Anggaran
Realisasi | Anggaran
Realisasi | Anggaran